Oleh : Muhammad Ridha
A. Pengertian Model Perencanaan Pengajaran
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Istilah lain dari “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan.
“Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi”. (Briggs, 1978).
Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yakni materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris yang secara konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
Pengembangan instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan dan evaluasi terhadap sistem instruksional yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem instruksional tersebut dapat memuaskan hati pengembangannya.
Ada beberapa model pengembangan instruksional, misalnya model pengembangan instruksional Briggs, model Banathy, Model PPSI, Model Kemp, model Garlach dan Ely, dan masih banyak model – model yang belum dibahas.
Model – model tersebut mempunyai banyak perbedaan dan persamaan. Perbedaan model – model terletak pada istilah yang dipakai, urutan, dan kelengkapan langkahnya.
B. Model – Model Perencanaan Pengajaran
1. Model PPSI
PPSI merupakan singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional. Model PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu :
a. Tahap 1 : Merumuskan tujuan instruksional khusus
Dalam merumuskan TIK ini ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Menggunakan istilah yang operasional.
2) Berbentuk hasil belajar.
3) Berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
4) Dalam satu TIK hanya memuat satu perubahan tingkah laku.
b. Tahap 2 : Mengembangkan alat evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah sebagai berikut :
1) Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya TIK
2) Menyusun butir tes (item soal) untuk menilai masing – masing TIK
c. Tahap 3 : Menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan adalah :
1) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai TIK
2) Menetapkan kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh.
3) Menetapkan kegiatan belajar yang akan ditempuh.
4) Menetapkan materi pelajaran
d. Tahap 4 : Merencanakan program kegiatan.
Kegiatan yang perlu ditempuh sebagai berikut :
1) Menetapkan strategi belajar mengajar, termasuk metode yang digunakan
2) Memilih alat pelajaran dan sumber bahan atau media yang akan digunakan
3) Menyusun jadwal penyajian
e. Tahap 5 : Melaksanak program
1) Menyelenggarakan pre-tes
2) Menyajikan Materi pelajaran
3) Menyelenggarakan pos tes
4) Melakukan revisi
2. Model J.E. Kemp
Menurut Kemp (1977) pengembangan instruksional atau desain instruksional itu terdiri dari 8 langkah, yaitu :
a) Menentukan tujuan instruksional umum (TIU)
b) Menganalisis karakteristik peserta didik
c) Menentukan TIK
d) Menentukan materi pelajaran
e) Menetapkan penjajagan awal
f) Menentukan strategi belajar mengajar
g) Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga,
h) Mengadakan evaluasi
3. Model Briggs
Dengan mengutip pendapat Briggs (1977), berdasarkan prinsip dasar pengembangan yang dipakai, urutan langkah kegiatan pengembangan instruksional, menurut Briggs, adalah sebagai berikut :
· Mau ke mana ? Meliputi :
1) Identifikasi masalah/tujuan
2) Rumusan tujuan dalam perilaku belajar
3) Penyusunan materi/silabus
4) Analisis tujuan
· Dengan apa ? Meliputi :
1) Analisis tujuan
2) Jenjang belajar dan strategi instruksional
3) Rancangan instruksional (guru)
4) Strategi instruksional (tim pengembangan instruksional)
· Bilamana sampai tujuan ? meliputi
1) Penyusunan tes
2) Evaluasi formatif
3) Evaluasi sumatif
Langkah – langkah dari model Briggs adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi kebutuhan/penentuan tujuan
2) Penyusunan garis besar kurikulum/rincian tujuan kebutuhan isntruksional
3) Perumusan tujuan
4) Analisis tugas/tujuan
5) Penyiapan evaluasi hasil belajar
6) Menentukan jenjang belajar
7) Penentuan kegiatan belajar
8) Pemantauan bersama
9) Evaluasi formatif
10) Evaluasi sumatif
4. Model Gerlach dan Ely
Menurut Gerlach dan Ely (1971), langkah – langkah dalam pengembangan isntruksional, terdiri dari :
1) Merumuskan tujuan isntruksional
2) Menentukan isi materi
3) Menentukan kemampuan awal peserta didik
4) Menentukan teknik dan strategi
5) Pengelompokan belajar
6) Menentukan pembagian waktu
7) Menentukan ruang
8) Memilih media instruksional
9) Mengevaluasi hasil belajar
10) Menganalisis umpan balik
5. Model Bela H. Banathy
Menurut Banathy (1972), secara garis besar pengembangan instruksional meliputi 6 langkah pokok, yaitu :
1) Menganalisis dan merumuskan tujuan
2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar
4) Merancang sistem
5) Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem
6) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi
C. Proses Perencanaan Pengajaran
1. Tahap perencanaan, meliputi:
a) Menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan
b) Menetapkan prosedur perencanaan
c) Mengadakan reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam proses implementasinya
d) Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang akan diperlukan dalam perencanaan
2. Tahap perencanaan awal
Membandingkan output yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang untuk mengetahui apakah rencana yang dilaksanakan relevan, efektif dan efesien.
3. Tahap formulasi rencana, meliputi:
a) Menyiapkan seperangkat keputusan yang diambil oleh pemegang otoritas
b) Menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi keputusan
4. Tahap elaborasi rencana, meliputi:
a) Membuat program
Membagi rencana kedalam beberapa program pelaksanaan dengan tujuan spesifikasi masing-masing
b) Identifikasi dan formulasi proyek
Program terbagi dalam beberapa proyek yang diidentifikasikan secara tuntas agar dapat dilaksanakan. Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa biaya, jangka waktu, dan hal-hal yang dianggap perlu
5. Tahap implementasi rencana
Pada saat ini perencanaan bergabung dengan proses pelaksanaan atau menajemennya. Sumber-sumber daya manusia, dana, dan materil dialokasikan, jadwal dan waktu ditetapkan, pelaksanaan proyek, pemberian tugas dan sebagainya
6. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Evaluasi memberikan 2 makna:
a) Memberikan gambaran tentang kelemahan rencana
b) Sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat rencana ulang
D. Jenis Perencanaan Pengajaran
1. Menurut Besaran atau magnitude:
a. Perencanaan Makro
Perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Perencanaan Meso
kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam program-program yang lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai keadaan daerah, departemen dan unit lainnya
c. Perencanaan Mikro
Perencanaan yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan karakteristik lembaga pendidikan
2. Menurut Telaahnya :
a. Perencanaan Strategi
Berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman
b. Perencanaan Manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien.
c. Perencanaan Operasional
Memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari rencana menejerial
3. Menurut Jangka Waktunya :
a. Perencanaan Jangka Panjang: 10-25 tahun
b. Perencanaan Jangka Menengah: 4-10 tahun
c. Perencanaan Jangka Pendek: 1-3 tahun
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
“Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi”. (Briggs, 1978).
Ada beberapa model pengembangan instruksional, misalnya model pengembangan instruksional Briggs, model Banathy, Model PPSI, Model Kemp, model Garlach dan Ely, dan masih banyak model – model yang belum dibahas.
Model – model tersebut mempunyai banyak perbedaan dan persamaan. Perbedaan model – model terletak pada istilah yang dipakai, urutan, dan kelengkapan langkahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, 2011, Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta
Sanjaya, Wina, 2009, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar